Dampak Covid 19 Menjadikan Warga Pekayon Pengrajin Limbah Plastik

nugie Inspiratif
11 Agt 2020 23:31Wib
Bagikan atau simpan
Bekasi - Mitrapos.com, Dampak pandemi virus corona (Covid 19) yang mewabah seluruh dunia mengakibatkan banyak hal dari segala macam kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dari kebanyakan masyarakat tidak sedikit keluhan ekonomi terkikis akibat dampak covid. Semenjak diberlakukan PSBB banyak juga para pekerja di rumahkan, hingga pembatasan waktu dan tata cara para pedagang.Kendati keluhan ekonomi terkikis, tidak juga menjadikan semua warga terpaku diam tanpa melakukan perubahan.Seperti Rohati, warga RT03/26 Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi Jawa Barat, mempelajari sebuah karya yang didapat dari tetangganya. Dengan membuat berbagai barang berharga dari limbah plastik bungkus minuman seperti kopi, cokelat dan lainnya. Bahan limbah tersebut oleh ibu asal Pemalang, Jawa Tengah ini, dibuat menjadi tas, tudung galon, taplak meja serta berbagai barang lainnya, hingga terlihat berharga.Rohati mulai menekuni kerajinan berbahan limbah tersebut sejak pandemi Covid-19 melanda wilayah Kota Bekasi, yang mengharuskannya untuk di rumah saja. Hasil karyanya, seperti tas, selama ini dihargai mulai dari Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per buah.“Saya belum memasang tarif pasti untuk harga, karena pemasarannya pun masih di lingkungan RW saja. Ada juga dititipkan di warung depan, selama pandemi lumayanlah banyak yang minta, jadi bisa buat jajan anak-anak,” ungkap Rohati, kepada Mitrapos.com, Selasa (11/8).Ia mengaku mengkreasikan plastik bekas kopi dan minuman lainnya sudah ditekuni sejak setahun terakhir. Tapi, baru beberapa bulan serius membuat beberapa kerajinan seperti tas, taplak meja, dompet dan tudung atau tutup galon. Ia mengaku belajar otodidak, tanpa kursus dan lainnya.“Saya belajar dari tetangga, dulu ada yang menganyam bahan plastik bekas kopi menjadi beberapa kerajinan. Saya belajar dan akhirnya bisa, ilmu itu juga saya sudah ajarkan di kampung di Pemalang,” tukasnya.Menurut Rohati, kesulitan dalam membuat kerajinan menggunakan bahan plastik bekas tersebut, saat menjahit untuk tas seperti membuat sleting, karena harus dilakukan dengan cara manual, tidak bisa menggunakan mesin jahit.Hal lainnya, terkadang bahan bakunya kurang saat membuat, kalau bahan bakunya cukup, seperti pembuatan tas, sehari bisa membuat hingga empat tas. Tapi, bahan baku harus dikumpulkan dahulu dari para pedagang es, paling banyak.“Semua kerajinan tas dengan bahan plastik ini murni dikerjakan manual dengan tangan, karena modelnya anyaman tanpa menggunakan lem dan lainnya,” ujarnya, mengaku kesehariannya menjual menu sarapan pagi, di lingkungan sekitar.Ketua RW 26, Kelurahan Pekayon Jaya, Nitro, mengakui baru mengetahui ada di lingkungannya ibu yang membuat kerajinan tangan menggunakan bahan plastik bekas kopi atau minuman ringan lainnya.“Saya sudah mulai melakukan pendataan, terutama ibu yang membuat kerajinan, karena di sekitar lingkungan RW 26 ada kerajinan lainnya membuat keset menggunakan kaos bekas. RW akan membantu memasarkan, terutama melalui online,” tukasnya, saat mengantar ke rumah Rohati.Ditambahkannya, ke depan semua ibu rumah tangga yang berminat pada kerajinan akan dikumpulkan, guna diberikan pelatihan. Saat ini juga,  RW setempat tengah mengikuti lomba siaga ketahanan pangan, dan Rohati akan menjadi salah satu peserta bagaimana.Sementara, Ketua RW setempat, Nitro mengatakan berencana mengumpulkan seluruh pengrajin dan menyatukannya dalam satu wadah.Selanjutnya, sambung Nitro, jika sudah terkumpul nantinya akan diajukan ke pemerintah setempat untuk mendapat bimbingan seperti pelatihan agar lebih profesional.Selain itu, penjualan hasil kerajinan lainnya juga akan dipasarkan melalui online agar bisa membantu meningkatkan nilai ekonomi warga."Ada beberapa pengrajin di sini hingga perkebunan, nanti kita bisa bantu jual online dan mengadakan pameran,"tukas Nitro.
Tags: