Nasional - 17 Agt 22, 09:00 Wib
BEKASI - Kemiskinan bisa terjadi kepada siapapun dan dimana pun. Salah satu faktornya adalah minimnya ilmu dan sosialisasi.
Dari berbagai penyebab, ilmu dan sosialisasi adalah salah satu penyebab terjadinya kemiskinan.
Seperti dikatakan Frits Saikat, pria bertatoo yang dikenal sebagai anak jalanan yang telah merubah hidupnya menjadi aktifis kemanusiaan, ketika berbincang di sebuah warung kopi, di Wilayah Stadion Patriot Chandrabaga, Kota Bekasi bersama awak media, Senin (3/10/2022).
Apakah orang miskin telah terwakili?
Tapost.id coba merilis tentang pandangan masyarakat dalam hal ini Frits Saikat tentang orang kurang mampu yang sudah terwakili atau belum.
Seperti kita ketahui, tidak sedikit bantuan silih berganti berdatangan untuk warga miskin atau kurang mampu yang diberikan oleh pemerintah, dan berbagai komunitas hingga partai politik.
Bantuan yang sering terlihat berupa sembako dan uang tunai. Bahkan di tahun politik juga sering bermunculan bantuan lainnya yang dirasakan oleh masyarakat.
Namun dengan adanya bantuan seperti itu apakah sudah tepat dan sesuai kebutuhan warga miskin?
Frits Saikat mengatakan dengan tegas bahwa bantuan semacam itu memang berharga dan dirasakan oleh masyarakat.
Kendati begitu menurut Frits belum tepat, melihat banyaknya pengangguran yang berdampak pada kemiskinan.
Katanya, banyak kemasan yang mengaku mewakili warga miskin dengan memberi bantuan yang berbentuk barang dan rupiah, namun belum juga menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.
"Jika kita membantu orang, tentu harus tepat sasaran, dan juga tepat cara membantunya," tuturnya.
Karena menurutnya bantuan seperti itu bukanlah sebuah solusi untuk perut dan cita cita mereka selama bertahun-tahun ke depan, sehingga bisa membanggakan diri kepada anak cucu mereka kelak.
"Saya pernah berada di titik terendah. Cari uang untuk bayar sekolah. SMP kelas satu sampai lulus kuliah cari uang sendiri di jalan. Saya hatam jadi orang miskin, ambil S3," papar Frits seraya luapkan canda sembari menceritakan dirinya pernah merasakan apa yang dirasakan orang miskin.
Frits berharap, bantuan yang diberikan adalah sebuah kail (ilmu) untuk menarik sebuah tangkapan (rezeki) dan mempersiapkan mereka menjadi manusia bermanfaat. "Orang miskin butuh kail, bukan uang dan sembako. Seperti peluang kerja yang mudah didapat dan mudah juga peluangnya," kata.
Selain itu, sambung Frits, mereka juga butuh dilatih agar bisa membuka peluang sendiri sehingga bisa bertempur didunia usaha.
"Pelatihan dari pemerintah bukan tidak ada, namun sosialisasinya yang tidak sampai kepada yang benar benar membutuhkan. Karena sehebat apapun program, jika tidak ada sosialisasi dan informasi yang merata, program itu hanya dianggap sampah," bebernya.
Seharusnya, kata Frits lebih jauh, sosialisasi itu lengkap, apa saja programnya, cara mendaftarnya bagaimana, dan apa kelanjutan dari program tersebut.
"Buka peluang kerja home industri, karena regulasinya tidak berat bagi warga yang mempunyai ijazah rendah. Dan ciptakan peluang itu," Pungkasnya.
Banyaknya pengangguran, banyak juga lulusan baru. Pengangguran yang sudah ada selalu terbentur dengan sulitnya pekerjaan karena minimnya ilmu dan sosialisasi yang tepat sasaran.***
ADVERTISEMENT