Bekasi - Mitrapos.com, Cerita tentang Drs. Deddy Supriadi, MM yang dijuluki Deddy Kuncir asli Betawi Kelurahan Kranji, Kota Bekasi, Jawa Barat, dalam memperingati HUT Ke-49, pada Kamis (6/8).
Di usia ke 49 tahun, target hidupnya tetap menjadi manusia bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain.
Sejak mengenal organisasi, dia merasa hidupnya semakin berarti dan semakin memahami, bahwa hidup ini memang santai dan harus dinikmati.
"Isi hidupmu dengan hal yang bermanfaat,"begitu kata Deddy seraya menyeruput kopi panas, dengan rokok ditangan kanannya.
Kesepakatan dirinya terhadap sang Maha Pencipta, bahwa tidak ada kata berhenti untuk belajar dan menjadi baik di mata Allah SWT. Hal itu membuat Deddy semakin merasa hidup dan tak ingin kenal kata putus asa.
Sempat juga Deddy Supriadi pernah merasa jatuh tersungkur dalam keadaan paling bawah. Dan itu juga mungkin pernah kita rasakan. Kendati pernah terpuruk, dia tetap menjalani janjinya, yakni terus belajar dan belajar, hingga dia sanggup melewati rintangan itu.
Yang pasti, bermanfaat bagi orang banyak itu adalah sesuatu yang indah dalam hidup. "Coba kalau kita kemana saja ada yang kenal dan senang dengan kehadiran kita, hidup serasa santai kaya dipantai,"ungkapnya seraya ajak kita untuk membayangkan.
Untuk hal rezeki menurutnya juga tidak perlu pusing lagi jika kita selalu bermanfaat bagi orang lain, secara otomatis kita akan mudah mencari rezeki. "Jangan berhenti untuk berdoa, belajar dan berusaha, hasil akan mengikuti,"kata Ayah dari tiga anak.
Cobaan memang selalu datang dengan bermacam bentuk yang kita sendiri mungkin belum pernah merasakannya. Namun itu bukanlah akhir dari semua doa, belajar dan usaha kita.
"Allah SWT pasti selalu memberikan jalan, dan itu yang terbaik buat kita,"harapnya penuh doa.
Deddy juga mengatakan, dalam perjalanan hidupnya juga paling anti yang namanya sombong. Kita harus sadar bahwa tidak ada yang paling hebat dan kuat, semua sama, Karena kita selalu butuh bantuan orang lain.
Dengan menerapkan pembelajaran tanpa henti, Deddy Supriadi kini sudah mempunyai usaha sendiri dengan badan hukum CV. Mumtaz Kreasi Mandiri dibidang kontraktor, telekomunikasi, dan pabrikasi di Kecamatan Mustika Jaya Kota Bekasi.
Selain itu, Deddy juga diamanahkan menjabat sebagai wakil ketua bidang politik hukum dan keamanan (Polhukam) di MPC PP Kota Bekasi.
Dan juga, menjabat sebagai Kepala Divisi Rehabilitasi Provinsi Jawa Barat, Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM).
Dengan kesibukannya Deddy juga tidak menjadikan itu suatu kesibukan yang meresahkan. Semua diatur bebas mengalir tanpa ada penekanan pada diri sendiri. Dia hanya menawarkan apa yang bisa bermanfaat dari dirinya.
"Karena manfaat kita terhadap orang lain adalah salah satu investasi kita diakhirat nanti,"menurutnya.
Deddy menambahkan, gaya saya ini apa adanya, gondrong mentereng, tapi sikap saya dianggap keren (itu sudah biasa).
Menurutnya juga, hidup ini bukan melihat dari status sosial meningkat atau menurunnya keadaan materi kita. Yang dirasakannya hanya rasa syukur yang membuatnya merasa cukup
Karena Allah SWT sudah menentukan apapun yang terjadi di dunia ini. Harta, Tahta dan sebagainya juga sudah diatur. Kita wajib ingat bahwa rezeki kita pasti ada rezeki orang lain yang dititipkan melalui kita.
"Berbagilah sebelum berbagi itu tidak bisa lagi kita lakukan, dan jadilah manfaat bagi orang banyak,"tutupnya.
Tak hanya itu, dalam hidup terkadang kita mengidolakan seseorang yang bisa jadi panutan hidup terlebih disaat kita merasa terpuruk. Begitupun dengan Deddy yang mengidolakan sosok seperti seorang Bapak dan hadir seperti menggantikan Almarhum Orang tuanya.
Ariyes Budiman, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kota Bekasi, adalah sosok Bapak yang di idolakan Deddy Supriadi.
"Saya mencontoh salah satu orang tua saya yakni Ketua MPC PP Kota Bekasi, Aries Budiman, seorang pemimpin yang patut jadi panutan,"ujar Deddy.
Dikatakan, Beliau bisa mengayomi 6000 anggota se kota bekasi, dan bisa menjaga sinergitas anggota tanpa ada cara keras ataupun kasar.
Bisa sinergitas dengan tiga pilar itu tentu tidak mudah bagi Ormas. Sosok beliau bisa memadukan bagaimana sebagai seorang bapak dan seorang pemimpin.
Meski begitu, pembelajaran yang diterapkan lebih ke arah praktek, tidak seperti belajar saat sekolah dan kuliah. Bagaimana mengatur diri sendiri, tidak hanya sebagai seorang leader atau pemimpin. "Saya sangat bangga dan bersyukur bisa kenal dan di pimpin oleh beliau,"tuturnya.
"Dengan bisa mempertahankan eksistensinya di tengah Kota Bekasi, itu sudah membuktikan kehebatan beliau,"tambah Deddy.