Nasional - 25 Feb 23, 06:17 Wib
Bekasi - Mitrapos.com, Maraknya tawuran pelajar sudah dipastikan membuat resah masyarakat dan sering kali mengakibatkan meregangnya nyawa seseorang.
Hanya karena suatu hal yang tidak perlu diperjuangkan, pelaku tawuran seolah merasa bangga dengan kehebatannya dalam memperjuangkan hal yang kosong.Padahal, kerugian bukan hanya dialami para pelaku tawuran dan orang tua mereka. Masyarakat sekitar lokasi kejadian tawuran juga kerap merasa dirugikan dengan berbagai kerusakan.Dalam hal ini, perlu juga dukungan masyarakat dan para orang tua guna mengurangi perkembangan terjadinya tawuran antar pelajar, khususnya di Kota Bekasi.Kepala Satuan Reskrim Polrestro Bekasi Kota, AKBP Heri Purnomo mengungkapkan selama dua bulan terakhir yakni bulan Juli dan Agustus 2020 sudah ada 4 kasus tawuran antar pelajar di Kota Bekasi."Dalam dua bulan terakhir sekitar 4 kasus tawuran pelajar yang berhasil terungkap,"ungkapnya, di Polrestro Bekasi Kota, Senin (24/8/2020).Dikatakan, di Kota Bekasi ini banyak terjadi tawuran, seharusnya peran orang tua lebih maksimal dalam mengawasi anak anaknya.Pada masa transisi PSBB yang seharusnya diam di rumah, anak anak justru sering berkumpul hingga larut malam tanpa ada teguran dari orang tua dan warga sekitar."Perlu dukungan orang tua dan warga sekitar untuk menghindari terjadinya tawuran di lingkungan kita,"kata.Karena dikatakan juga, setiap saat mereka berkumpul terindikasi mabok mabokan, dan dilanjutkan konvoi bersama dan selanjutnya bisa menimbulkan tawuran. "Akibat dari kurangnya pengawasan orang tua selain konsumsi narkoba dan minum minuman keras ya selanjutnya tawuran,"imbuh Heri.Maka diharapkan, lanjut Heri, selain orang tua warga sekitar juga diharapkan bisa monitor dan peduli terhadap lingkungannya. Jika diatas jam 21.00 WIB ada perkumpulan agar dibubarkan.Heri menambahkan, untuk titik rawan tawuran biasanya di wilayah kecamatan Jatiasih, Pondok Melati, Pondok Gede, Bekasi Timur, hingga jalan terusan Igusti Ngurahrai yang setiap sore juga biasanya banyak anak-anak sekolah.Maka itu, selama ini untuk antisipasi pihak kepolisian melakukan patroli rutin terutama pada jam rawan, melalui Patriot, Polsek dan Polisi pakaian preman setiap malamnya."Tawuran menjadi atensi kita juga, tentu dengan bantuan masyarakat,"ujarnya.Menurutnya, tawuran pelajar itu bukan musiman. Karena tidak ada hobby yang disalurkan secara positif, akhirnya cenderung ke arah kegiatan negatif, dan tawuran juga terindikasi menonjolkan eksistensi mereka sebagai pemuda.Terpisah, senada dikatakan Kepala Unit Jatanras Polrestro Bekasi Kota, IPTU Purwanto, melihat perkembangan teknologi pengawasan terhadap anak harus diperketat. "Bukan kita tidak percaya dengan anak, karena faktanya perilaku anak di rumah tidak menjamin kebiasaan anak kita di luar melakukan hal baik juga,"terangnya.Yang pasti, sambung Purwanto, pihak kepolisian terus melakukan patroli dan menerapkan pembubaran jika ada perkumpulan pada jam rawan, yakni pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB."Patroli keliling sampai saat ini masih antisipasi covid, dengan baju dinas keliling setiap harinya,"tuturnya.Purwanto menambahkan, selain pengawasan dari orang tua dan masyarakat sekitar, diharapkan juga kepada anak-anak agar bisa bijak menggunakan HP."Peran serta masyarakat membantu kepolisian dalam pengawasan anak anak sangat diharapkan,"pungkasnya.
ADVERTISEMENT