Advertorial - 22 Mar 20, 13:05 Wib
MITRAPOS - BEKASI
Sumur hulu Cai yang berlokasi di Kranggan Kulon, Jatiraden, Jatisampurna kian ramai dikunjungi warga. Kunjungan untuk ziarah di beberapa makam kramat, kemudian mandi ataupun sekedar mengambil air sumur.
Ramainya kunjungan di hulu Sumur, sejak ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh pemerintah Kota Bekasi sebagai peninggalan sejarah dan masih terjaga oleh warga di wilayah setempat. Dan itu karena kepedulian dari Pemkot Bekasi melalui Wakil Wali Kota Bekasi.
Dalam kesempatan, Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, meminta warga sekitar lokasi terus menjaga kelestarian peninggalan sejarah. Salah satunya seperti Sumur Hulu Cai ini harus terus Lestasi sebagai sumber mata air untuk penghidupan.
"Sumur ini tetap harus mengalir, dan ini tugas bersama. Pemerintah sudah cukup memperhatikan beberapa peninggalan sejarah di wilayah Kranggan. Hari ini, saya meletakkan batu pertama untuk perbaikan akses menuju lokasi Sumur Hulu Cai,"ungkap Tri Adhianto, usai meletakkan batu pertama pelestarian Sumut Hulu Cai, serta menanam bibit pohon di Kranggan, Minggu (13/6/2021).
Diakuinya, kehadiran di Sumur Hulu Cai sudah kesekian kalinya. Untuk itu ia berharap bisa jadi perhatian semua pihak pentingnya pelestarian cagar budaya di Kranggan yang telah di plot sebagai Kampung Budaya
Diketahui, atas supportnya kepada Tri Adhianto selaku Wakil Walikota Bekasi, Relawan SAMATRI meneruskan dukungannya membangun tempat pemandian atau pergantian baju guna dimanfaatkan pengunjung ketika mandi dan beraktifitas di Sumur Hulu Cai.
"Kita lanjutkan perhatian Pak Tri dengan membangun tempat pergantian baju dan jalan setapak di sekitar Sumur hulu cai. Mudah-mudahan bisa terselesaikan sehingga semakin ramai pengunjung," kata Ketum SAMATRI Kota Bekasi, Dinal Saputra.
Hari ini, sambung Dinal, dalam rangka Hari Lingkungan Hidup, kita lakukan penanaman pohon dan melestarikan cagar budaya Sumur Hulu Cai. Dan juga Samatri melakukan MoU bersama Waste4change dalam hal penghimpunan minyak jelantah guna mengurangi limbah rumah tangga.
Tempat yang sama, sesepuh sumur hulu cai, Abah Enjong mengatakan, selain jalan menuju hulu, Sumur Hulu Cai sudah diperbaiki lokasinya sudah memiliki saung dan mushola. Kejernihan air sumur hulu Cai sepertinya jadi daya tarik sendiri untuk dikunjungi. Selain wisata religi, warga juga bisa menikmati keteduhan seolah berada di areal persawahan.
"Sekarang Alhamdulillah, setiap hari ada saja kunjungan ziarah. Terkadang malam Jumat banyak juga yang mandi kembang di lokasi sumur hulu Cai," terang Abah Enjong, sesepuh Sumur Hulu Cai, Minggu (13/6/2021).
Sumur Hulu Cai, lanjutnya merupakan satu dari 7 sumur yang dikramatkan di wilayah Kranggan Jatisampurna. Namun demikian, ia menegaskan semua kembali kepada sang Khalik untuk segala niat dan lainnya. Karena sumur ini hanya sebagai peninggalan sejarah.
"Sumur hulu Cai ini hanya sisa dari peninggalan sejarah masa lampau di Kranggan. Memang selama ini oleh warga masih dijadikan tempat ritual budaya seperti acara tertentu salah satunya seperti sedekah bebaritan ritual Sunda,"ujar Abah Samit mengatakan ada 53 titik budaya babaritan tetap dilaksanakan di Kranggan.
Menurutnya menjaga sumur hulu cai adalah salah satu cara dalam menjaga mata air. Diharapkan dengan dijadikan sebagai situs cagar budaya Sumur Hulu Cai, bisa tetap terjaga mengingat posisi lokasinya sekarang berada di atas lahan milik pengembang.
ADVERTISEMENT