Korban Pemerkosaan Bawah Umur di Bekasi Hampir Tak Lulus Sekolah, PSI Lakukan Ini

nugie Peristiwa
17 Jun 2021 15:19Wib
Bagikan atau simpan
Jakarta - Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bekasi, Tanti Herawati dengan didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) DPP PSI menggelar keterangan Pers, di Basecamp DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (17/6/2021).
ADVERTISEMENT
Dikatakan Hera, terkait nasib pendidikan PU (korban pemerkosaan anak di bawah umur), Hera mengatakan sudah berusaha mencarikan sekolah. Bagaimanapun juga menurutnya pendidikan si korban jangan sampai terbengkalai. “Kami lagi carikan sekolah untuk PU, sebab dia hampir gak lulus dengan alasan tidak mengikuti ujian sekolah. Alhamdulillah bisa lulus, dan kita lagi carikan sekolah sesuai minat dan bakatnya,” pungkasnya. Sementara, dalam proses hukumnya, Hera mengapresiasi Kepolisian yang telah berupaya mengusut tuntas pelaku pemerkosaan dan perdagangan anak perempuan di bawah umur berinisial PU (15). Namun demikian, dia berharap proses hukum harusnya berjalan lebih cepat dan tidak pandang bulu. “Kita mengapresiasi Kepolisian, sembari berharap proses hukum berjalan cepat dan adil. Korban dan keluarga korban terganggu psikisnya menunggu perkara ini selesai, kalau belum P21 kita masih ketar-ketir,” imbuhnya. Seperti diketahui, sejak awal kasus ini mencuat, pihaknya langsung mengadvokasi korban dan keluarga korban, serta menilai proses hukum terhadap pelaku terkesan lambat, sehingga menimbulkan kegelisahan dari korban dan keluarga korban. Oleh karenanya, dia mendorong penyidik untuk menyelesaikan pengembangan kasus dan melengkapi berkas perkara (P21) agar pelaku segera disidangkan. “Masih pelimpahan berkas perkara tahap satu menuju tahap dua di Kejaksaan, tapi lama banget prosesnya ini. Kami masih mendorong penyidik untuk segera menuntaskan pengembangan kasus agar bisa P21 dan disidangkan,” kata dia dalam konferensi pers . Keterkaitannya dengan kasus tersebut, Hera mengaku, sejak dirinya dan LBH DPP PSI mengawal kasus ini, dia kerap mendapat panggilan dari nomor tidak dikenal. Apakah itu bentuk intimidasi atau bukan, Hera menegaskan tidak ambil pusing. Kasus harus tetap dikawal sampai selesai. “Saya secara pribadi gak pernah respons, karena saya pikir mereka mau berbuat gimana pun bahasa kasarnya mau mengancam atau mengintimidasi, buat saya gak peduli sih,” tegas dia lagi.
Tags: